Myths Of Decentralization and obstacles in Implementing Reguinal Autonomy Law

Tri Widodo W Utomo

Abstract


Banyak pihak berharap secara berlebihan terhadap kemampuan UU Nomor 22 Tahun 1999 dalam membentuk figur pemerintahan daerah yang berkinerja tinggi, efektif, dan efesien, bersih, sekaligus demokratis. Kenyataannya, hingga memasuki tahun ke 4 implementasinya secara penuh, banyak permasalahan ditemukan ditingkat lokal. Hal ini mengantarkan pada pemikiran perlunya revisi UU Nomor 22 Tahun 1999 secara total. Namun perlu disadari bahwa sebagai produk hukum di era reformasi, UU pengganti UU Nomor 5 Tahun 1974 ini cukup radikal dan berani untuk mengganti tatanan pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik. Dengan kata lain, munculnya banyak persoalan pada tataran empiris bukan semata-mata disebabkan oleh buruknya pengaturan dalam UU Nomor 22 Tahun 1999.


Full Text:

PDF

Article metrics

Abstract views : 35 | PDF downloads : 42


DOI: http://dx.doi.org/10.31845/jwk.v7i3.490

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Tri Widodo W Utomo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats


JURNAL WACANA KINERJA INDEXED BY:

         

__________________________________________________________________________________________________________

@2025 Center fo State Civil Apparatus Training and Development and Competency Mapping (Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Pemetaan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara - Puslatbang PKASN LAN) Jl. Kiara Payung KM. 4, 7 Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat 45366 Telp. (022) 7790048-7790044-7790049-7782041-7782042 Fax. (022) 7790055-7782178; Email: wacanakinerja@yahoo.com; wacanakinerja@gmail.com

Powered by OJS